10 Serba Serbi Tentang Imlek

Suasana Tahun Baru Imlek di Kota Solo tahun 2017

PALEMBANG, SONORA –  Warga Tionghoa di seluruh dunia akan merayakan Tahun Baru Imlek 2570, Selasa 5 Februari 2019, kami mengajak Anda untuk mengenal 10 serba-serbi tentang Imlek, yaitu :

 1. Ang Pao

Dalam keluarga keturunan Tionghoa, pemberian angpao biasanya dilakukan oleh mereka yang sudah menikah, diberikan kepada anak-anak dan orang yang sudah tua. Pemberian angpao sudah menjadi kebiasaan sejak zaman dahulu. Berawal dari zaman dinasti Ming, bentuk ang pao adalah koin uang yang bagian tengahnya berlubang dan diikat dengan benang merah.

Ang pao dalam bahasa Tionghoa disebut hong bao (紅包hóng bāo) artinya amplop merah. Ucapan kata “ang pao” merupakan dialek suku Hok Kian (福建 fú jiàn) dan menjadi populer di Nusantara.

Budaya pemberian ang pao menjadi turun temurun.  Diberikan kepada anak anak pada malam sehari sebelum tahun baru Imlek. Saat ini makna pemberian ang pao sudah berubah seiring dengan perkembangan zaman. Para orang tua memberikan ang pao kepada anak anak mereka yang belum menikah, dengan tujuan di tahun yang akan datang mendapat berkah dan kesehatan serta jodoh.

2. Jeruk

Salah satu penganan yang disiapkan dalam tahun baru Imlek adalah jeruk mandarin. Budaya ini sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Mengapa demikian? Jeruk mandarin dalam bahasa Tionghoa disebut dengan ju zi (橘子 jú zi), namun lebih sering ditulis dengan 桔子 (jú zi). Huruf 桔 (jú) tidak berbeda jauh cara baca dengan huruf 吉 (jí) yang artinya keberuntungan, makanya orang lebih suka menggunakan huruf ini. Setiap perayaan tahun baru Imlek, dilakukan pemberian jeruk atau setidaknya saling tukar menukar jeruk antar keluarga. Ini dipercaya sebagai lambang keberuntungan.

Seorang gadis jika ingin mengunjungi keluarga atau teman untuk bersilahturahmi, harus membawa keranjang yang berisi jeruk mandarin, ini sebagai oleh-oleh kunjungan. Saat pulang, gadis ini pun mendapat jeruk mandarin dari pihak keluarga yang dikunjungi untuk dibawa ke rumah.

Untuk anak kecil, harus memberi salam kepada orang tua juga nenek dan kakek. Setelah itu orang tua memberikan uang yang dibungkus dengan kertas merah atau angpao (紅包 hóng bāo), dan jeruk mandarin kepada anak-anak. Selain itu, orang tua memberikan makanan lain yang disukai anak-anak, yang memiliki arti keberuntungan.

3. Kue Keranjang

Makanan khas juga mulai dicari sebagai pelengkap perayaan Imlek. Kue keranjang (年糕 nián gāo) adalah kue yang wajib ada pada perayaan Imlek. Di Nusantara, kue keranjang berbentuk bulat dan berwarna sedikit kecoklatan, ini karena ada akulturasi antara budaya Tionghoa dan lokal. Kue yang lazim disebut dengan “nian gao” tidak hanya satu saja jenisnya. Ada banyak sekali varian pada kue ini.

Kue khas tradisional Tiongkok, dibuat dengan bahan dasar ketan. Mempunyai sifat lengket setelah proses pengolahan. Warna kue ada yang merah, kuning, putih, keemasan. Makna makan kue keranjang adalah “nian nian gao” (年年高 nián nián gāo) yang artinya setiap tahun kehidupan selalu bertambah maju dan berkembang.

Mengapa disebut kue keranjang?

Dulunya dalam membuat kue ini menggunakan cetakan keranjang kecil yang dibuat dari anyaman rotan. Menurut tempat asalnya, bentuk kue tidak seperti sekarang ini. Cara menyajikan juga seperti kwetiau yang masak dengan berbagai bumbu dan ditambah dengan daging serta sayuran.

Kue keranjang berasal dari bahan tepung ketan, lalu ditambahkan air, gula merah atau gula pasir yang diaduk menjadi satu. Kemudian ditaruh dalam cetakan dan dikukus hingga matang. Saat dihidangkan, dipotong tipis tipis lalu digoreng, dapat juga dengan dipanggang.

4. Bunga Mei

Bunga mei (梅méi) atau dalam bahasa Tionghoa disebut mei hua (梅花méi huā) sering dijadikan hiasan menjelang tahun baru Imlek. Bunga mei tumbuh di akhir musim dingin dan menjelang pergantian ke musim semi. Ciri dari bunga mei mempunyai lima mahkota bunga, ada yang berwarna merah, putih, pink dan lain-lain tergantung jenisnya, serta mempunyai daun berbentuk oval. Bunga mei ini mengandung arti yang cukup mendalam, yaitu kuat (堅強jiān qiáng), loyalitas (忠貞zhōng zhēn), anggun (高雅gāo yǎ), mulia (高尚gāo shàng), berperilaku sopan (不粗俗bù cū sú).

Pesan yang ada pada bunga mei adalah empat kebajikan (四德sì dé), bermula dari tumbuh putik (蕊ruǐ) yang artinya pertama atau awal (元yuán), bunga mekar (開花) artinya menikmati (享xiǎng), tumbuh benih (結子jiē​ zǐ) artinya lancar (利lì), matang (成熟chéng shú) artinya suci (貞zhēn). Makna bunga mei juga sering disebut sebagai bunga lima keberuntungan (五福花wǔ fú huā), yang terdiri dari senang (快樂kuài lè), bahagia (幸福xìng fú), panjang umur (長壽cháng shòu), lancar (順利shùn lì), damai (和平hé píng).

Dapat Dimakan

Selain mempunyai makna untuk kehidupan, buah mei juga dapat dikonsumsi. Tunas dari bunga dapat dikonsumsi sebagai herbal untuk maag, menghilangkan dahak, memperlancar peredaran darah. Buah mei sendiri merupakan jenis buah yang berbiji. Rasa dari buah mei sendiri adalah asam, dapat dibuat manisan buah, sirup, arak dan lain-lain. Manisan buah mei ini cukup banyak digemari karena rasa manis, diolah dengan rendaman garam, gula dan licorice root (甘草gān cǎo) setelah itu dijemur sampai kering.

5. Barongsai

Tarian barongsai selalu menjadi atraksi pada saat perayaan tahun baru Imlek. Pemain barongsai setidaknya ada 15 orang. Ada yang memainkan singa, ada juga yang memainkan alat musik simbal, gong dan tambur. Permainan barongsai membutuhkan kerja sama yang baik antar pemainnya. Satu sama lain saling mengimbangi sehingga akan terbentuk gerakan yang indah dan artistik penuh makna.

Istilah barongsai berasal dari dua suku kata. “Barong” berasal dari bahasa Bali (Indonesia) sedangkan “sai” dari dialek Hok Kian yang artinya singa. Kata “barongsai” merupakan akulturasi dari dua budaya bahasa yaitu Indonesia dan Tionghoa. Menurut kepercayaan, tarian barongsai dimainkan untuk mengusir aura negatif dan mendatangkan aura positif pembawa keberuntungan.

6. Makan Malam Imlek

Makan malam pada malam tahun baru Imlek (除夕 chú xī) merupakan hal yang paling dinantikan dan berarti bagi keturunan Tionghoa dalam setiap pergantian tahun. Pada malam itu, setiap anggota keluarga berkumpul untuk makan malam bersama. Makan malam ini disebut dengan tuan yuan fan (團圓飯 tuán yuán fàn). Ini merupakan malam terakhir di tahun berjalan. Sebelum acara makan malam tahun baru, dilakukan acara sembahyang sebagai ucapan syukur dan hormat kepada leluhur.

Kumpul keluarga malam tahun baru merupakan hal yang wajib dilakukan, tanpa melihat tingkatan dalam keluarga. Bagi anggota keluarga yang berada jauh di luar kota, diharapkan pulang untuk makan malam bersama sama. Apabila ada anggota keluarga yang tidak bisa pulang, maka kursi tetap disiapkan dan dibiarkan kosong. Di atas meja juga disiapkan mangkok, sumpit, cangkir, sebagai tanda bahwa masih ada anggota keluarga.

7. Huruf  “ Hok ”

Kita semua pasti pernah mendengar kata “hoki”. Maksud dari kata ini artinya rezeki atau keberuntungan. Istilah “hoki” sendiri berasal dari kata “fu qi” (福氣 fú qì), dan diucapkan dalam dialek suku Hok Kian. Satu kata “hok” atau “fu” (福 fú) adalah huruf yang sering dipakai pada hampir setiap perayaan, apalagi perayaan tahun baru Imlek.

Rupanya, menulis huruf “fu” sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu, tepatnya sejak zaman dinasti Song. Awal mula kata “fu” ini diartikan dengan berdoa, seiring dengan perjalanan waktu, maka makna kata ini pun berubah. Saat sekarang makna dari “fu” sendiri adalah panjang umur (壽 shòu), kemakmuran (富 fù), kesehatan (健康 jiàn kāng), kebajikan (德 dé).

8. Lampion

Menjelang tahun baru Imlek, banyak tempat sudah sibuk berhias. Mulai dari shopping center hingga rumah dari keturunan Tionghoa yang merayakan Imlek. Salah satu hiasan yang menjadi simbol perayaan Imlek adalah lampion (燈籠 dēng lóng) yang berwarna merah. Lampion adalah sejenis lampu yang terbuat dari kertas atau kain yang berwarna dan ditengahnya ada lilin atau bola lampu listrik sebagai penerang.

Lampion merupakan sejenis benda yang mempunyai nilai seni dari Tiongkok kuno. Sudah ada sejak 2000 tahun yang lalu. Setiap hari ke 15 bulan pertama menurut penanggalan lunar, lampion selalu ada di mana mana. Sampai akhirnya lampion dijadikan simbol kebahagiaan perayaan hari raya. Bentuk dan lukisan pada lampion menjadikannya sebagai benda yang memiliki nilai budaya yang tinggi oleh pembuatnya. Jenis lampion ada lampion istana (宮燈 gōng dēng), lampion kain (紗燈 shā dēng), juga lampion gantung (吊燈 diào dēng) serta yang lainnya.

Gambar atau tulisan yang ada di lampion terdapat banyak macamnya. Lampion pada tahun baru Imlek, merupakan suatu harapan yang dituliskan di lampion. Kata kata doa terkandung dalam setiap huruf, dengan makna yang begitu mendalam. Huruf yang paling sering ditulis adalah huruf fu (福 fú) yang artinya nasib baik, ji xiang (吉祥 jí xiáng) artinya beruntung dan yang lainnya. Tidak hanya itu, gambarnya pun ada bermacam macam, seperti gambar burung phoenix dan naga, sungai dan gunung, juga gambar lain yang menjadi harapan bagi si pembuatnya.

9. Dewa Rezeki

Tahun baru Imlek merupakan perayaan suka cita bagi warga keturunan Tionghoa di seluruh dunia. Datangnya musim semi, sebagai tanda mulai bercocok tanam dan melakukan aktivitas di dunia pertanian. Hasilnya akan disimpan sampai satu tahun ke depan. Tidaklah heran pada perayaan ini, banyak yang sembahyang kepada dewa rezeki (財神爺 cái shén yé).

Pada perayaan Imlek, tidak hanya sembahyang saja, ada beberapa acara yang menampilkan orang berpakaian “dewa rezeki” bagi bagi angpao. Ini adalah salah satu penghormatan kepada dewa rezeki.

Menurut salah satu versi, nama asli dewa rezeki adalah Zhao Gong Ming (趙公明zhào gōng míng) atau Bi Gan (比干bǐ gān). Ini sangat popular di wilayah Asia terutama di Asia Tenggara. Zhao Gong Ming merupakan dewa rezeki yang “hadir” di setiap acara Imlek. Beliau selalu membantu orang yang berbudi luhur dan mau bekerja keras saat mengalami kesusahan. Tampilan Zhao Gong Ming adalah panglima yang berpakaian perang lengkap dengan perawakan bengis, menggenggam ruyung dan sebongkah emas, serta mengendarai harimau.

10. Warna Merah

Warna merah sangat identik dengan perayaan tahun baru Imlek. Hampir seluruh pernak pernik mulai dari lampion, barongsai, ang pao, pakaian juga hiasan lainnya berwarna dasar merah. Lebih dari 2000 tahun warna merah digunakan untuk berbagai hal yang bertema sukacita. Tak heran jika warna merah sangat populer di kalangan keturunan Tionghoa.

Merah juga dipercaya sebagai pembawa keberuntungan dan simbol kebahagiaan. Unsur negatif juga dipercaya sangat takut dengan warna merah, sehingga dapat menghalaunya. Paduan warna merah adalah warna kuning yang juga merupakan simbol keberuntungan. Menurut tradisi Tiongkok, warna kuning sebagai pengganti warna emas.

 

Artikel ditulis oleh : Henky Honggo

Pengamat Budaya Tionghoa

e-Mail: info@henkyhonggo.com

IG @henkyhonggo

+62 815 355 0189

 

 



Leave a Reply