- May 16, 2019
- Posted by: Bovend Saor Sitinjak
- Category: Agenda, Berita Lokal, cuaca & peristiwa, ekonomi & bisnis, Informasi
No Comments
Kalangan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dilingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan diminta inovatif dalam memecahkan sejumlah persolan yang dihadapi. Seperti halnya kenaikan harga bawang yang terus menjadi persolan dari tahun ke tahun.
“Dari waktu saya kecil dulu hingga saat ini, urusan bawang putih ini dak selesai-selesai. Cobalah kita buat terobosan, Kalau bisa tanam dalam pot, tanam dalam pot. Dulu ada Menteri yang punya terobosan tanam cabe dalam pot. Seketika harga cabe stabil. Artinya kalau kita gertak takut juga para spekulan-spekulan itu. Tapi kita harus berani. Bikin gerakanlah, jangan orang sudah naik ke bulan. Kita masih cak inilah mengurusi harga bawang mahal, ” tegas Gubernur Sumsel H.Herman Deru saat menyampaikan sambutan dalam pembukaan Bazar Pasar Ramadhan 1440 H Tahun 2019 diselenggarakan oleh Dharma Wanita Persatuan Prov. Sumsel bekerjasama dengan TP PKK Prov. Sumsel dan Dinas Perdagangan Prov. Sumsel, bertempat di halaman Kantor Gubernur Sumsel, Kamis (16/5) pagi.
Gubernur Sumsel H. Herman Deru dalam arahannya menambahkan untuk urusan harga, mahal dan murah itu sifatnya relatif. Karena, jika harga mahal petani yang diuntungkan sementara konsumen diberatkan dengan naiknya harga.
“Nanti saya akan lihat kalau harganya di bazar ini sama saja dengan harga pasar. Bubar saja. Lemak beli di pasar, di mall dingin dak kepanasan,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Herman Deru juga mengingatkan, bertepatan dengan momen peringatan Hari Jadi Provinsi Sumatera Selatan ke 73 tahun 2019. Jadikan momen bagi jajaran OPD untuk melakukan evaluasi.
“Ini koreksi, ulang tahun Provinsi kemarin. Kalah meriah dengan waktu aku menjabat bupati dulu. Untuk mendapatkan gembira dan kebahagian itu butuh biaya. Bila perlu tahun depan ulang tahun Sumsel dianggarkan biayanya. Katik APBD kita carikan CSR atau kita cari dukungan lain. Aku ini orangnya detail. Tahun ini kita jadikan sebagai tahun inovasi. Jangan omdo (omong doang), aku paling dak galak omdo,” imbuhnya.
Terkait dengan kegiatan bazar, Gubernur memberikan apresiasi pada Dharma Wanita Persatuan dan TP PKK serta berharap kegiatan tersebut jangan hanya bersifat sementara namun dilakukan berkelanjutan.
“Saya bangga pada Dharma Wanita dan PKK. Tapi ini jangan hanya jadi ajang tebar pesona, tapi jadikan ini sebagai pemantik agar kegiatan seperti ini diikuti oleh OPD lainnya,” tandasnya.
Ketua panitia pelaksana Kepala Dinas Perdagangan Prov. Sumsel H. Yustianus dalam laporannya menyebutkan, kegiatan bazar ini bertujuan untuk membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok selama bulan suci Ramadhan dan menjelang hari raya Idul Fitri 1440 Hijriah.
“Bazar kali ini digelar selama dua hari dari tanggal 16 hingga 17 Mei 2019 bertempat di halaman kantor Gubernur. Sedangkan untuk tingkat kelurahan sudah digelar dari jauh hari. Dan ditingkat kecamatan dilakukan 18 Mei 2019 mendatang,” tegasnya.
Dia menyebutkan, Dinas Perdagangan Provinsi Sumsel bekerja sama dengan Bulog, telah melakukan sejumlah upaya untuk menekan harga sembilan bahan pokok (Sembako) di lapangan. Dia mencontohkan harga bawang putih yang sebelumnya Rp 100.000,- per kg bisa diturunkan menjadi Rp 35.000,- per kg. Demikian juga dengan harga sembako lainnya untuk harga di pasaran saat ini relatif stabil untuk minyak goreng di lokasi bazar dijual dangan harga Rp 8.500,-hingga Rp 9000,- per kg. Sedangkan di pasaran, ada pada kisaran Rp 11.000,- per kg. Sementara untuk harga beras premium berada pada kisaran Rp 9000,- hingga Rp 11.000,- per kg.
“Untuk harga komoditi karet saat ini Rp 7.300,- per kg. Dengan kadar air 70 persen,” tandasnya.
Bazar kali ini dibuka secara resmi oleh Gubernur yang ditandai dengan peninjauan langsung sejumlah stand bazar. Setelah sebelumnya lakukan pengguntingan pita oleh Ketua TP PKK Sumsel Hj. Febrita Lustia.