- May 24, 2018
- Posted by: Endah Tri Lestari
- Category: Berita Umum, Informasi
Drs. Waspi sedang memberikan penjelasan
BKKBN Propinsi Sumatera Selatan mendukung pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pencegahan stunting lewat program pemaparan 1000 hari pertama kehidupan dengan strategi Kampung KB. Hasi survey tahun 2013 di Ogan Komering Ilir terdapat 47 penderita stunting atau gagal tumbuh kembang karena kekurangan gizi kronis dan saat ini sudah berkurang menjadi 28 orang.
Dalam Laporan Capaian Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga Tahun 2017 yang disampaikan kepada para Jurnalis media cetak dan elektronik, Rabu 23 Mei 2018 Drs. Waspi Kepala Perwakilan BKKBN Propinsi Sumatera Selatan mengatakan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia lewat pembangunan Kampung KB dengan sasaran kelompok usia remaja agar tidak menikah pada usia anak 15 sampai 19 tahun, tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah sehingga tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan dan tidak menggunakan narkoba.
Tahun 2018 masih ada program membuat 217 Kampung KB untuk desa-desa, wilayah dan perairan membangun kampung KB dengan anggaran untuk sosialisasi mencegah stunting sebesar 9 juta 900 ribu, kalau sudah berjalan diharapkan instansi lain akan membantu misalnya : membangun sanitasi, pembangunan jamban keluarga dan lain-lain.
Para Kabid BKKBN Propinsi Sumatera Selatan
BKKBN juga melakukan pembinaan kepada para petugas lapangan dan kadernya yang langsung melakukan penyuluhan dan datang ke Kampung KB untuk mengurangi angka kematian ibu melahirkan, menggencarkan peserta KB dan memberikan sosialisasi kepada para suami agar bisa memahami dan memperhatikan awal kehamilan istrinya. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) BKKBN sudah mencapai hasil yang memuaskan, yaitu : menurunkan angka kelahiran total (total fertility rate/TFR) dari 2,48 menjadi 2,31 anak per wanita, meningkatkan pemakaian alat/obat kontrasepsi (contraceptive prevalence rate/CPR) dari sasaran 2017, 65,67 persen capaian 66,80 persen dan menurunkan kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need) dari 7,22 persen menjadi 12,03 persen berdasarkan data SRPJMN 2017 dan statistik rutin.
Banyak kegiatan 2017 yang dilakukan BKKBN diantaranya pelayanan di lapangan mulai dari daerah tertinggal, perbatasan, kawasan perkotaan kumuh dengan pelayanan KB dan sebanyak 231 titik Kampung KB terbentuk di Kabupaten Kota sejak di launching sejak bulan Februari 2016 lalu. Animo masyarakat saat ini masih sangat kurang, untuk itu BKKBN mengajak seluruh masyarakat untuk memberdayakan seluruh sektor guna meningkatkan kualitas di Kampung KB. Tahun 2018 ini BKKBN masih mempunyai kegiatan yang membackup Kampung KB 2017 berupa dana DAK melalui Kabupaten Kota dengan total Pagu 2017 setelah efisiensi sebesar 65,121,244,000 dan baru terealisasi sampai 2017 sebesar 54,182,534 ( Sumber data : OM SPAN 2017)