Kemendikbud Fasilitasi Program Pertukaran Guru Indonesia-Korea

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Sekretariat Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), Kamis (22/8), menyelenggarakan kegiatan Orientasi Program Pertukaran Guru Indonesia-Korea, di Hotel Aryaduta Palembang.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh Perwakilan dari Kementerian Pendidikan Korea, Perwakilan dari Sekretariat Ditjen GTK Kemendikbud, Perwakilan dari Disdik Provinsi Sumatera Selatan, Perwakilan dari Disdik Kota Palembang, dan Perwakilan dari Lima Sekolah di Kota Palembang yang menjadi lokasi di mana guru-guru asal Korea tersebut mengajar.

Menurut Kasubbag Tata Usaha Sekretariat Ditjen GTK Kemendikbud Sukma Aji Pamungkas, Program Pertukaran Guru Indonesia-Korea telah berlangsung sejak 2013.

“Sebenarnya bukan cuma dengan Indonesia saja. Itu ada tujuh negara di Asia Pasifik. Ini sudah tahun ketujuh,” ujar pria yang akrab disapa Aji ini.

Aji mengatakan, ada dua belas guru asal Indonesia dan sembilan guru asal Korea mengikuti program pertukaran guru Indonesia-Korea tahun ini.

“Dua belas orang itu dari lima provinsi,” jelas Aji.

Lima provinsi tersebut, kata Aji, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Sulawesi Utara, dan Nusa Tenggara Barat.

Aji mengungkapkan, pada awalnya, pihaknya mengarahkan guru-guru Korea tersebut pada tiga provinsi yang ada di Sumatera.

“Terakhir difinalkan hanya di Sumsel aja,” ujarnya.

Sehingga, lanjut Aji, seluruh sekolah yang menjadi host school pertukaran untuk guru Korea yang di Indonesia, seluruhnya ada di Kota Palembang.

Dikatakan Aji, Sumatera Selatan hanya mengirimkan satu guru, yang berasal dari SMP Xaverius Maria Palembang, pada program pertukaran guru Indonesia-Korea tahun ini.

“Kita seleksi dari total 139 berkas yang dinyatakan lulus administratif, kami panggil 60 orang yang nilai pemberkasnya tertinggi,” ujarnya.

Dalam melakukan seleksi guru-guru Indonesia yang akan mengikuti program pertukaran guru tersebut, Aji menyatakan faktor psikologi menjadi hal yang paling penting.

“Karena pertukaran ini cukup lama (tiga bulan), dan itu di Korea, kami melihat juga faktor psikologi dari guru tersebut,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Aji menjelaskan, program pertukaran guru Indonesia-Korea cenderung ke aspek budaya.

“Guru kita memperkenalkan kebudayaan Indonesia di Korea, dan guru Korea di Indonesia,” jelas Aji.

Aji mengatakan, setiap minggunya, guru-guru tersebut harus mempersiapkan dan menyampaikan materi kebudayaan yang mereka siapkan tersebut.

“Dalam tiga bulan di sana, mereka minimal menyiapkan 10 macam materi kebudayaan yang harus mereka sampaikan,” ujarnya.



Leave a Reply