- August 21, 2017
- Posted by: Dina Apriana
- Category: Berita, Berita Lokal, Berita Umum, ekonomi & bisnis
Setelah tidak menjabat lagi Wadirut PT Pertamina Achmad Bambang lebih banyak waktu untuk berkreasi dan mengarang sebuah buku dengan judul D’gill Marketing “Think Like There is No Box, Buku tersebut berisi tentang strategi jitu dan ekstrem untuk memasarkan produk dan menciptakan inovasi dalam dunia pemasaran (marketing). “Cara gila pemasaran supaya hasilnya optimal,” Senin (21 agustus 2017 hadir di Palembang dalam bedah buku yang di siarkan langsung Radio Smart FM dari gedung Patra Ogan Plaju pukul 09.00-11.00 wib.
Dalam kata sambutannya Pjs. GM Refinery Unit 3 Darma Riza mengatakan bahwa buku ini mengajarkan untuk berkreasi seluas mungkin dan mendorong untuk terus menggali ide dan terobosan yang gila untuk menciptakan inovasi. ” 2025 kebutuhan energi minyak dan gas meningkat 2x lipat dibandingkan saat ini, menjadi tantangan kita untuk menelurkan ide ide gila di bidang pengolahan dan marketing agar dapat menjawab tantangan tersebut,” ucap darma.
Sementara itu GM MOR 2 Erwin Hiswanto mengatakan selain bedah buku pertamina juga mensosialisasikan program “Pertamina Berbagi”, melalui program ini pertamina berbagi keuntungan dari keuntungan spbu yang disalurkan melalui institusi yang sudah diakui di Indonesia. ” Kita gandeng BAZNAS, Dompet Dhuafa kita ingin berbagi keuntungan kepada masyarakat melalui institusi ini,” ucapnya.
Mantan Wadirut PT Pertamina Achmad Bambang mengatakan, buku setebal hampir 400 halaman itu, berisi teori baru yang diciptakannya. Yaitu teori “CRAZY”. “Buku ini ciptakan teori baru kok. Crazy, C itu Combining, R itu Reducing, A itu Adventuring, Z itu Zooming, sama Y juga ada teorinya,” ujarnya. Di sisi lain, menurut pria yang pernah menakhodai PT Pertamina Trans Kontinental (PTK) ini, penggunaan istilah “crazy” atau “gila” memiliki makna dalam dunia marketing. Sebab, dengan cara “gila” orang akan berani membuat sesuatu yang baru.
“Kenapa saya bilang gila, karena orang gila itu kalau salah, nggak pernah berdosa. Kalau ada orang yang gila, orang yang membuat sesuatu yang baru, kalaupun salah dia nggak boleh disalahin. Kan terobosan yang dibuat. Kalau begitu (disalahin), nggak ada namanya inovasi,” katanya.
Abe berharap, nantinya kata pengantar buku “gilanya” ini bisa ditulis oleh Presiden RI Joko Widodo. “Pengen saya, pengantarnya dari Pak Jokowi, tapi bukan sebagai presiden. Tetapi, sebagai Marketer Champion di bidang government. Kalau bersedia,” katanya