- July 15, 2019
- Posted by: Bovend Saor Sitinjak
- Category: Agenda, Berita Lokal, ekonomi & bisnis, Harga Pasar, Informasi
Penduduk miskin di Provinsi Sumatera Selatan turun 0.11 poin pada bulan Maret 2019 bila dibandingkan dengan bulan September 2018.
Hal tersebut didapat dari data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Prov. Sumsel, Senin (15/7) siang, di Kantor BPS Prov. Sumsel.
Kepala BPS Prov. Sumsel Ir. Endang Tri Wahyuningsih, MM., mengatakan jumlah penduduk miskin di Sumsel Maret 2019 mencapai 1.073.740 orang, berkurang sebesar 266.000 orang, bila dibandingkan dengan kondisi September 2018 yang sebesar 1.076.400 orang.
Dikatakan Endang, berdasarkan data rilis hari ini, kemiskinan di pedesaan lebih tinggi nilainya bila dibandingkan dengan kemiskinan yang ada di perkotaan.
“Keberhasilannya sudah kita sampaikan ada penurunan. Tetapi, masih menjadi pekerjaan rumah (PR), bahwa untuk kemiskinan di pedesaan harus menjadi fokus untuk penanganannya,” ungkap wanita yang telah menjabat sebagai Kepala BPS Prov. Sumsel ini sejak 2018.
Komoditas makanan yang berpengaruh terhadap Garis Kemiskinan di perkotaan relatif sama dengan di pedesaan. Adapun beberapa komoditas tersebut, antara lain, beras, rokok kretek filter, daging ayam ras, telur ayam ras, mie instant, gula pasir, roti, kopi bubuk dan kopi instan (sachet), serta bawang merah.
Sedangkan, komoditas bukan makanan yang mempengaruhi Garis Kemiskinan adalah perumahan, listrik, bensin, pendidikan, perlengkapan mandi, dan kesehatan.
Gini Ratio Sumsel mengalami penurunan dari 0.358 pada bulan Maret 2018, menjadi 0.331 untuk keadaan Maret 2019, atau turun 0.027 poin.
Kondisi ini menunjukkan bahwa upaya pemerataan pengeluaran penduduk di Sumsel melalui program pembangunan di bidang kesejahteraan rakyat telah mulai menampakkan hasil, meskipun belum sesuai dengan yang diharapkan.