Sukses Asian Games 2018, Kemenpora Harapkan JSC Tidak Berpuas Diri

 

Program Studi Magister Manajemen UNSRI bekerja sama dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga menggelar Dialog Nasional bertajuk Mengelola Event Olahraga, Kamis (21/2), di Graha Sriwijaya UNSRI Bukit Besar Palembang.

Dialog tersebut diikuti oleh ratusan peserta yang merupakan mahasiswa Unsri, pelajar SMA, dan para undangan. Hadir sebagai narasumber Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora) Gatot S. Dewa Broto, Gubernur Sumatera Selatan 2008-2018 Alex Noerdin, dan Atlet Peraih Emas asal Sumatera Selatan M. Hinayah.

Sesmenpora Gatot S. Dewa Broto, yang hadir mewakili Menteri Pemuda dan Olahraga, mengapresiasi peran Alex Noerdin dalam menyukseskan perhelatan olahraga se-Asia atau yang lebih dikenal Asian Games.

Gatot juga menceritakan kronologis pelaksanaan Asian Games 2018, dari sejak awal persiapan hingga disetujuinya Asian Games 2018 digelar di dua kota, Jakarta dan Palembang.

“Saya itu bersama Pak Alex ikut mulai dari nol. Pada saat kami harus merayu Presiden OCA pada bulan Juli 2014 agar Indonesia layak untuk ditunjuk menjadi tempat penyelenggaraan Asian Games. Kemudian pada Oktober 2016, kami datang lagi bersama Pak Menpora, pada saat di kota Ashgabat Turkmenistan, untuk merayu OCA lagi supaya Asian Games keluar dari pakemnya. Yang namanya Asian Games itu biasanya hanya satu kota, tapi ini menjadi dua kota,” ujar pria kelahiran Yogyakarta itu.

Gatot menambahkan, pihaknya mendorong JSC dan kota lain, agar jangan berpuas diri hanya dengan kesuksesan Asian Games 2018. Gatot juga mengingatkan bahwa, tantangan Indonesia ke depan akan semakin besar.

“Kita puas, kita seneng ya. Bersyukur. Tapi, apakah hanya cukup puas? Tantangan di depan banyak. Ada SEA Games, ada Olimpiade, dan bahkan Presiden sudah mendeclare dua hari yang lalu melalui suratnya Pak Dubes kita di Swiss kepada IOC, Indonesia resmi akan menjadi salah satu kandidat untuk Olimpiade tahun 2032,” jelasnya.

Gatot menilai, berikutnya, olahraga harus dimaintain sedemikian rupa, agar permasalahan yang muncul bisa segera diatasi. Oleh karena itu, pemerintah mengeluarkan Perpres 95 Tahun 2017 tentang Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional.

“Yang namanya Atlet itu gak ada cerita lagi mengeluh honor terlambat, peralatan terlambat. Kemarin, digelontorkan langsung oleh pemerintah. Memang ada dampaknya, cabor menjadi harus hati-hati, karena kalau ngga pasti diaudit oleh BPK,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Gatot melihat bahwa pemerintah yang sekarang sangat memanjakan atlet. Dia mencontohkan atlet peraih emas Asian Games 2018 asal Provinsi Sumatera Selatan M Hinayah yang telah mendapatkan bonus uang sebesar Rp 1,5 milyar, tercatat sebagai CPNS, dan sebentar lagi akan mendapatkan bonus rumah.

“Hinayah mendapat berapa? 1,5 M medali emas. Kemudian, belum lagi, dia sudah tercatat sebagai CPNS, tinggal pengukuhannya. Hanya hitungan, mungkin sebentar lagi, bonus rumah hanya untuk peraih emas Asian Games 2018,” ujarnya.

Pada kesempatan itu juga, Gatot perlu meluruskan soal isu bonus rumah bagi atlet peraih emas yang tanahnya disediakan sendiri oleh atletnya.

“Perlu saya luruskan, tempo hari kan sempat beredar, kok tanahnya disediakan oleh atlet. Gak. Tanahnya itu, yang akan menyediakan adalah Pemda. Mau Pemda Provinsi, atau Pemda Kota, atau Kabupaten, itu terserah masing-masing Pemda,” tegasnya.



2 Comments

Leave a Reply