WRI Indonesia Gelar Diskusi Foto Seputar Isu Lahan di Sumsel

World Resources Institute (WRI) Indonesia, kolektif pelatih fotografi Arkademy, dan BEM KM Universitas Sriwijaya, menyelenggarakan acara Diskusi Foto #IniTanahKita: Memotret Isu Lahan di Sumatera Selatan, Minggu (28/7), di Dermaga Point Benteng Kuto Besak Palembang.

Menurut Sustainable, Commodity, and Business Manager WRI Indonesia, Andika, saat ini pihaknya sedang membantu Pemerintah untuk mengakselerasi Kebijakan Satu Peta.

Dalam Kebijakan Satu Peta, kata Andika, Pemerintah ingin mendorong data spasial yang lebih akurat, penataan guna lahan yang lebih bagus. Tapi biasanya, lanjut dia, Kebijakan Satu Peta ini identik dengan tata guna lahan yang berhubungan dengan hutan dan gambut.

Dikatakan Andika, dengan acara ini, pihaknya ingin masyarakat umum bisa menceritakan relasi manusia dengan tanah.

“Jadi tidak melulu hutan, tidak melulu deforestasi/sawit, tapi bisa jadi ada konflik lahan, ada sesuatu yang dikeramatkan dengan tanahnya,” ungkapnya.

Andika menjelaskan, pihaknya memilih medium visual, karena medium tersebut dirasa pas sebagai medium penyampai cerita-cerita relasi antara manusia dengan tanah.

“Kita merasa, sepertinya kalau narasinya berupa teks, mungkin tidak begitu banyak masyarakat yang tertarik untuk membaca teks panjang,” jelasnya.

Pada acara ini, ditampilkan esai-esai foto hasil lokakarya oleh sepuluh fotografer yang menyorot arti lahan bagi masyarakat dan dampak pengelolaan lahan dalam kehidupan sehari-hari di Palembang dan sekitarnya. Tidak adanya satu acuan peta sebagai landasan kebijakan menyebabkan beragam konflik agraria, tumpang tindih kepemilikan lahan, korupsi di sektor lahan, dan kerusakan lingkungan yang memperparah krisis iklim.

Acara dilanjutkan dengan sesi diskusi tentang peran Kebijakan Satu Peta dalam menangani beragam isu yang diangkat, dan menghadirkan Kepala Pusat Pemetaan dan Integrasi Tematik Badan Informasi Geospasial (BIG) Dra. Lien Rosalina dan Penanggung Jawab Program Sumatera Selatan WRI Indonesia Chandra Irawadi Wijaya, serta para mentor fotografi dari Arkademy.

Dampak isu lahan dirasakan secara langsung oleh petani kecil, warga sekitar, dan masyarakat adat, dan melibatkan seluruh pihak, dari pemerintah sampai pelaku usaha. Isu-isu lahan dan lingkungan yang diangkat dalam sesi ini pun beragam, di antaranya potret rumah susun di Palembang, Hutan Punti Kayu sebagai satu-satunya hutan kota di Palembang, Situs Bukit Siguntang peninggalan kerajaan Sriwijaya yang semakin terbengkalai, konflik pemanfaatan lahan di Pasar Cinde, serta alih fungsi rawa gambut di wilayah perkotaan.

Diskusi foto lalu membahas Kebijakan Satu Peta (Peraturan Presiden No. 9 Tahun 2016) sebagai salah satu program pemerintah untuk mengatasi masalah lahan ini.

Menurut Menko Perekonomian, Darmin Nasution, Kebijakan Satu Peta merupakan salah satu kebijakan utama pemerintah yang diharapkan menjadi dasar untuk seluruh perencanaan pembangunan di Indonesia.



Leave a Reply