Badan Restorasi Gambut Berikan Apresiasi kepada Gubernur Herman Deru terkait Pelaksanaan Focus Group Discussion tentang Pengendalian dan Pencegahan Kebakaran Hutan, Kebun, dan Lahan

Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan menggelar Focus Group Discussion (FGD) Pengendalian dan Pencegahan Kebakaran Hutan, Kebun, dan Lahan di Provinsi Sumatera Selatan, Rabu (16/10), di Hotel Swarna Dwipa Palembang. Kegiatan yang dihadiri oleh Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) Ir. Nazir Foead, M.Sc., Panglima Kodam II/Sriwijaya Mayjen. TNI Irwan, dan Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru ini, diikuti oleh kepala daerah kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Selatan, serta tamu undangan perwakilan dari kabupaten/kota yang ada di Provinsi Sumatera Selatan.

Pada kegiatan tersebut, Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) Ir. Nazir Foead, M.Sc., mengapresiasi langkah yang diambil oleh Gubernur Sumsel Herman Deru terkait pelaksanaan FGD Pengendalian dan Pencegahan Kebakaran Hutan, Kebun, dan Lahan di Provinsi Sumatera Selatan, yang diinisiasi oleh Pemerintah Provinsi Sumsel.

“Saya berterima kasih atas gerak cepat Pak Gubernur membuat FGD tentang bagaimana karhutla, terutama juga di lahan gambut, yang terus terjadi hingga hari ini. Kita semua memang prihatin. Ini memang tidak bisa kita tolerir. Segera harus kita perbaiki,” ujar Nazir.

Ia mencatat, kejadian kemarau pada tahun 2019 merupakan yang terparah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, bahkan ada beberapa bulan yang masuk kategori terpanas bila dibandingkan bulan-bulan lainnya.

“Sebetulnya, kalau secara global di dunia, jadi tidak hanya lihat Indonesia, 2019 ini mencatat beberapa bulan terpanas yang pernah tercatat di muka bumi,” ungkap Nazir.

Menurut Nazir, bulan Juni 2019 dicatat sebagai bulan terpanas dari bulan-bulan Juni lainnya. Bulan September 2019 dicatat sebagai bulan terpanas dari bulan-bulan September lainnya. Sementara itu, bulan Juli 2019 dicatat sebagai bulan terpanas dari segala bulan yang pernah tercatat oleh berbagai badan meteorologi.

“Jadi, memang ini tahun yang prihatin. Dan untuk Sumatera Selatan, kebetulan Oktober kelihatannya lebih parah dibanding September,” ujar pria yang pernah menjabat sebagai salah satu Direktur World Wildlife Fund (WWF) tersebut.

Nazir melihat, fenomena kebakaran juga dialami oleh belahan dunia lainnya. Ia mencontohkan, di Rusia sampai bulan Agustus 2019 mencapai 13 juta hektar, di Brazil sampai bulan Agustus 2019 mencapai 13 juta hektar, dan di Amerika Serikat tahun ini sudah mencapai 2 juta hektar.

Ia menilai, saat ini, iklim semakin ekstrim. Nazirpun memprediksi iklim seekstrim ini akan muncul terus di tahun-tahun berikutnya.

“Walaupun kemarin, Ibu Dwikorita Kepala BMKG, mengatakan, tahun depan itu kecenderungannya kemarau normal. Jadi, lebih baik dari tahun ini. Kita ada waktu bernapas memperbaiki banyak hal,” ujarnya.

Nazir mengungkapkan, Presiden Jokowi dalam berbagai kesempatan menyampaikan bahwa pencegahan harus menjadi prioritas utama. Khusus untuk kawasan gambut, kata Nazir, Presiden memerintahkan tata kelola ekosistem gambut harus diperbaiki.

“Ekosistem gambut ialah kata kunci, dan juga tata kelola. Jadi, keseluruhan ekosistem gambut,” ungkap Nazir.

 



14 Comments

Leave a Reply