Dirut PT BA : Dengan Adanya PT SBS Didapat Efisiensi Sebesar Rp 8 Triliun Ditahun 2022

Sonora Palembang – Sidang lanjutan di pengadilan Negeri (PN) kelas 1 A Pelembang Senin (19/02/2024) kembali digelar dengan perkara kasus dugaan korupsi akuisisi saham PT Satria Bahana Sejahtera (SBS) oleh PT Bukit Asam (PT BA), dengan terdakwa AP, MI, SI, TI serta NT , agenda sidang kali ini mendengar keterangan saksi Arsal Ismail, Chandra Irawan, Agus Ruhyana, Adhi Garmana, RM Fauzih.

Saksi Arsal Ismail merupakan Direktur Utama PT BA, pada saat akuisisi PT SBS Arsal Ismail merupakan direktur PT Putra Muba Coal (PT PMC), sedangkan saksi lainnya merupakan anggota tim audit peralatan.

Dalam kesaksiannya Arsal Ismail mengatakan saat menjadi Direktur Utama PT PMC ditahun 2013 tidak ada hubungan lagi dengan PT SBS, tetapi ada sejumlah hutang PT PMC kepada PT SBS.

Selama menjabat di PT PMC hutang tersebut dicicil oleh PT PMC hingga sebesar USD 892000 an dan 25 april 2022 hutang pokoknya sudah lunas.

“Pada saat saya menjabat Dirut PT PMC ada hutang yang dicicil PT PMC ke PT SBS hingga sebsar USD 892000 dan pada tanggal 25 april 2022 hutang tersebut lunas” kata Arsal.

Sejak Desember 2021 Arsal Ismail menjabat Direktur Utama PT BA dan sejak Arsal menjabat PT SBS sudah memberikan manfaat yang optimal.

“Pada periode saya menjabat direktur Utama PT BA PT SBS memberikan manfaat yang optimal dimana pada saat akusisi produksi PT SBS 5,3 juta dan pada periode saya menjadi 54 juta meningkat 10 kali” Ujar Arsal.

Menurut Arsal dari sisi pendapatan ditahun 2022 mencapai Rp 165 miliar dari sisi laba rugi tahun 2022 dan Rp 165 miliar ditahun 2023.

Selain itu dengan adanya PT SBS, PT BA memiliki Posisi tawar yang bagus dari kontrator eksisting yaitu PT PAMA karena terjadi penurunan nilai kontrak.

Menurut Arsal Dengan adanya PT SBS didapat efisiensi sebesar Rp 8 triliun ditahun 2022 yang sudah diaudit akuntan publik dan Rp10 triliun di tahun 2023 tetapi belum diaudit oleh akuntan publik.

“Dengan adanya PT SBS terjadi efisiensi yang cukup besar terjadi dimana ditahun 2022 setelah audit efisiensi didapat sebeaat Rp 8 triliun” pungkas Arsal.



Leave a Reply