- December 6, 2018
- Posted by: Bovend Saor Sitinjak
- Category: Agenda, Berita Lokal, Farmasi, Informasi, Jasa & Pelayanan, lainnya, Sosial dan Budaya

Pemerintah sejak tahun 2015 sampai dengan 2019, memfokuskan program kesehatan anak pada pemberantasan penyakit menular serta mengatasi masalah gangguan tumbuh kembang anak yaitu stunting.
Hal ini disampaikan dr. Junaida Alwirais, Sp.A pada kegiatan penyuluhan kesehatan yang digelar oleh Dharma Wanita Persatuan (DWP) Sekretariat Daerah (Setda) Kota Palembang, Kamis (6/12), di Ruang Parameswara Setda Kota Palembang.
“Stunting sekarang kan lagi menjadi suatu problem fokus yang harus diatasi. Jadi pemerintah sekarang itu menujukan pandangan pada pemberantasan penyakit menular dan gangguan tumbuh kembang. Termasuk stunting,” jelas wanita yang merupakan dokter spesialis anak ini.
Mengapa stunting menjadi problem focus? dr. Junaida memiliki jawaban atas pertanyaan itu. Menurut dokter yang praktek di RS Hermina tersebut, hal ini karena pada stunting, selain hambatan pertumbuhan fisik yaitu stunted (pendek), juga terjadi gangguan kognitif, yaitu gangguan pada tingkat kecerdasan anak yang akan menentukan kualitas anak bangsa di kemudian hari.
Stunting akan terjadi apabila kekurangan zat makanan untuk tumbuh kembang pada periode kritis, yaitu pada 1000 hari pertama kehidupan, yaitu mulai dari janin dalam kandungan sampai dengan usia 2 tahun.
Dikatakan dr. Junaida, menurut data, Indonesia masuk dalam 5 negara terbesar dengan penderita stunting terbanyak.
“Yang menyaingi kita adalah Vietnam, Laos, dan negara lain yang belum maju. Kalau di Palembang, datanya kita, stunting bukan yang terbanyak,” ujar dokter yang juga praktek paruh waktu di Rumah Sakit Siloam Sriwijaya ini.
dr. Junaida mengharapkan para ibu harus mengenali dan memahami periode yang sangat penting daripada kehidupan, yaitu 1000 hari pertama kehidupan.
“1000 hari pertama itu mulai dari janin terdapat dalam kandungan,” katanya saat dijumpai di Ruang Parameswara Setda Kota Palembang, Kamis (6/12).
dr. Junaida berpesan supaya ibu sewaktu hamil, harus memperhatikan kesehatan gizi. Mengkonsumsi makanan yang cukup gizi, kalori, protein, vitamin, mineral, makro dan mikro nutrien. Menjaga dari bahaya penyakit menular. Sanitasi lingkungan, kebiasaan hidup sehat, dan bersih lingkungan.
Air Susu Ibu (ASI) memiliki kandungan penting yang diperlukan bayi selama enam bulan pertama hidupnya.
Usai enam bulan mulai diberi makanan pendamping ASI berkualitas. Sedangkan ASI bisa diberikan sampai usia dua tahun lebih.
