Forum Penyayang Hewan Palembang Suarakan Aspirasi Mereka Terkait Pertunjukan Lumba-Lumba

Beberapa komunitas penyayang hewan di Kota Palembang yang beraliansi dalam sebuah forum bernama Penyayang Hewan Palembang menggelar aksi unjuk rasa senyap, Senin (9/12/2019), di depan Kantor Walikota Palembang.

Forum ini melakukan aksi unjuk rasa untuk menyuarakan aspirasi mereka terhadap pelaksanaan pertunjukan lumba-lumba di salah satu komplek mall yang ada di Kota Palembang.

Koordinator kegiatan aksi unjuk rasa Sharif Dayan mengatakan, kegiatan pertunjukan lumba-lumba tersebut adalah yang ke sekian kalinya dilakukan dalam beberapa tahun terakhir.

“Pada awal-awal kegiatan ini beberapa tahun silam, sudah ada menunjukkan ketidaksetujuan terhadap kegiatan ini,” ujar Sharif saat diwawancarai, Senin (9/12).

Menurutnya, pertunjukan tersebut merupakan bentuk eksploitasi terhadap hewan, khususnya lumba-lumba.

“Mereka dipaksa untuk bekerja. Mereka dipaksa untuk melakukan suatu kegiatan, dan itu di luar kemampuan mereka, karena habitat mereka itu adalah di alam bebas, bukan di tempat kolam yang sempit,” ungkap Sharif.

Sejak kecil, lanjut Sharif, mereka sudah dipisahkan dari induknya. Mereka dilatih untuk melakukan sesuatu, yang katanya pendidikan, tetapi pihaknya tidak melihat bahwa hal tersebut mendidik masyarakat.

Ia mengatakan, lumba-lumba termasuk salah satu hewan yang memiliki kecerdasan tinggi, tetapi mereka hanya diajarkan untuk melakukan akrobat yang tidak jelas fungsinya. Sharif menilai, penyelenggara kegiatan ini mendegradasikan kemampuan lumba-lumba tersebut cuma sebatas yang bisa menghasilkan uang.

Adapun tuntutan yang disampaikan oleh pihaknya kepada Pemerintah Kota Palembang adalah, menghentikan seketika penyelenggaraan kegiatan ini, dan melarang kegiatan sejenis ini untuk kembali ada di Palembang.

Lebih lanjut Sharif menyatakan, Pemerintah Kota Palembang melihat bahwa kegiatan tersebut telah dilaksanakan dengan baik.

“Dengan tidak adanya orasi, kami sudah menyediakan pernyataan tertulis. Artinya, dari pihak yang berunjuk rasa itu mengetahui bahwa pemerintah pun akan menangani hal ini dengan dasar yang jelas, bukan berdasarkan ketentuan-ketentuan yang tidak jelas,” ujar Sharif.

Ia meyakini, pihak penyelenggara kegiatan akan dipanggil oleh Pemerintah Kota Palembang, dan pihaknya pun akan diundang dalam pertemuan tersebut.

Sharif berharap, bila nanti pertemuan itu terjadi, hal yang dibicarakan bukan lagi soal legal atau tidak legalnya kegiatan tersebut. Tapi, semua pihak harus melihatnya dari sisi moralitas.

“Kalau kita lihat menurut sejarah peradaban manusia, itu adalah tindakan perbudakan,” pungkasnya.

Perwakilan dari Forum Penyayang Hewan Palembang yang melakukan aksi unjuk rasa terkait pertunjukan lumba-lumba tersebut, Senin (9/12) siang, diterima oleh Asisten II Setda Kota Palembang Shinta Raharja di ruangannya.



14 Comments

Leave a Reply