Herman Deru: Sumsel Belum Perlu Safe House

Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan yang menyelimuti wilayah Sumatera Selatan beberapa waktu belakangan ini, mengakibat buruknya kualitas udara di provinsi yang memiliki ikon Jembatan Ampera tersebut.

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan mencatat, sebanyak 2.188 balita menderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dari Minggu keempat Agustus sampai 2 September 2019.

Gubernur Herman Deru, saat ditanya soal apakah Sumsel perlu menyediakan safe house bagi penderita ISPA, Senin (16/9), mengatakan BMKG membagi tingkatan kualitas udara ke dalam sehat, sedang, tidak sehat, dan berbahaya.

Menurut dia, untuk saat ini safe house belum diperlukan, karena kualitas udara di Sumsel belum masuk ke dalam tingkatan berbahaya.

Sebelumnya, Kementerian Sosial telah menyiapkan safe house (rumah aman) atau shelter untuk menampung korban asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Safe house tersebut tersebar di beberapa provinsi yang ada di Pulau Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.

Fasilitas yang disiapkan di safe house antara lain terapat air purifier yang ideal dengan luas ruangan, tabung gas oksigen, seluruh ruangan tertutup agar asap tidak masuk dan terdapat velbed serta tersedia SDM layanan dukungan psikososial dan tim medis.



2 Comments

Leave a Reply