- May 8, 2025
- Posted by: Bayu Prabowo
- Category: Informasi

Sonora Palembang – Dalam rangka Dies Natalis ke-48 Program Studi Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Kepala Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Sumatera Selatan (Karantina Sumsel), Sri Endah Ekandari, menyampaikan orasi ilmiah yang menekankan urgensi biosekuriti nasional dan sinergi multipihak, Selasa (6/5/2025).
Dalam pidatonya, Sri Endah menegaskan bahwa fungsi karantina jauh lebih luas dari sekadar pemeriksaan dokumen pada jalur masuk dan keluar wilayah. Karantina bertindak sebagai garda terdepan perlindungan sumber daya hayati dari ancaman hama dan penyakit yang berpotensi merusak sektor pertanian, perikanan, dan lingkungan.
“Karantina berperan penting dalam sistem biosekuriti nasional. Oleh karena itu, dukungan dari dunia akademik, termasuk Universitas Sriwijaya, sangat dibutuhkan untuk memperkuat sistem ini,” ujar Sri Endah di hadapan sivitas akademika Unsri.
Sri Endah juga menyoroti kerja sama strategis antara Badan Karantina Indonesia dengan Universitas Sriwijaya yang telah resmi melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) pada 25 Maret 2025. Kerja sama tersebut mencakup bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat, khususnya dalam penguatan biosekuriti dan sistem kekarantinaan nasional.
Ia memberikan apresiasi kepada lulusan Program Studi Proteksi Tanaman Unsri yang telah berkontribusi nyata dalam mendukung tugas-tugas kekarantinaan.
“Kami sangat menghargai peran para alumni yang saat ini bergabung di Badan Karantina Indonesia dan turut memperkuat upaya perlindungan sumber daya alam dari ancaman hama dan penyakit,” tambahnya.
Sri Endah juga mendorong kalangan dosen dan mahasiswa untuk aktif dalam riset dan edukasi masyarakat mengenai pentingnya peraturan karantina, demi mencegah penyebaran organisme pengganggu tumbuhan dan hewan sebelum komoditas dilalulintaskan.
Kegiatan ini diharapkan memperkuat kolaborasi antara Karantina Sumsel dan Universitas Sriwijaya dalam rangka membangun ketahanan pangan nasional dan menciptakan inovasi perlindungan tanaman yang berbasis riset dan teknologi.
Langkah ini sejalan dengan visi Kepala Badan Karantina Indonesia, Sahat M. Panggabean, yang menekankan pentingnya sinergi dengan institusi pendidikan tinggi dalam memperkuat sistem kekarantinaan nasional melalui inovasi dan pengembangan sumber daya manusia.