Menjaga Kelestarian Ikan Belida, Ikon Sumatera Selatan yang Terancam Punah

Sumatera Selatan – 31 Oktober 2024 – Ikan belida, yang dikenal sebagai ikan ikonik Sumatera Selatan, semakin sulit ditemukan di habitat aslinya. Dalam upaya melestarikan spesies ini, sejak 2022, Pertamina melalui General Manager Pertamina RU 3 Hermawan Budiantoro telah memberikan dukungan fasilitas budidaya di dua lokasi, yakni Cibinong dan kawasan PGRI Sumatera Selatan. Upaya konservasi ini bertujuan agar ikan belida tidak punah dan bisa tetap menjadi bagian dari kekayaan ekosistem daerah tersebut.

Apa yang Dilakukan?

Dr. Boby Muslimin dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjelaskan bahwa inovasi dalam budidaya ikan belida ini meliputi metode pemeliharaan di kolam ras untuk mendukung efisiensi ruang, khususnya di wilayah perkotaan. Kolam ras ini memungkinkan budidaya dengan lahan yang tidak terlalu luas. Dari indukan, pemijahan, hingga tahap larva, seluruh siklus kehidupan ikan belida dikelola dalam kolam tersebut.

Untuk mempercepat proses pemijahan dan mendorong ikan belida bertelur lebih sering, metode semi-buatan dengan penggunaan hormon telah diterapkan. Tiga jenis kolam dan berbagai dosis hormon—seperti LH-FSH serta PMSG yang biasa digunakan untuk ikan berukuran besar—diterapkan pada ikan belida untuk memicu pemijahan. Salah satu perlakuan menggunakan hormon LH-FSH berhasil mendorong ikan bertelur sebanyak delapan kali dalam tiga bulan dengan hasil sekitar 1.000 telur.

Siapa yang Terlibat?

Program ini merupakan kolaborasi antara Pertamina dan BRIN, dengan dukungan dari tim ahli serta masyarakat setempat. Hermawan Budiantoro dari Pertamina RU 3 menyebutkan bahwa program ini diharapkan mampu mempertahankan populasi ikan belida secara berkelanjutan, terutama karena kelangkaan ikan ini di alam semakin mengkhawatirkan. “Target kami adalah menjaga agar populasi ikan belida tetap stabil dan berkelanjutan dengan mengembangkan koloni yang bisa hidup di lingkungan budidaya,” ujar Hermawan.

Mengapa Perlu Dilakukan?

Populasi ikan belida terus mengalami penurunan akibat kerusakan lingkungan di habitat aslinya, seperti kawasan sungai Musi di Ogan Ilir, Musi Banyuasin, dan Ogan Komering Ilir. Meskipun ikan ini juga bisa ditemukan di Riau dan Kalimantan Timur, populasinya sudah sangat sedikit. Oleh karena itu, program konservasi ini dianggap mendesak.

Hambatan dalam Budidaya Ikan Belida

Dr. Boby menjelaskan bahwa meskipun ikan belida termasuk spesies yang adaptif, budidayanya tidak mudah karena ikan ini sangat sensitif. Ukuran tubuh ikan belida yang cukup besar menuntut tempat yang luas untuk menjaga kenyamanannya, terutama saat proses pemindahan.

Harapan ke Depan

BRIN berharap bahwa program budidaya ini tidak hanya akan melindungi populasi ikan belida, tetapi juga mendorong masyarakat untuk ikut serta dalam budidaya ikan belida. Untuk mendukung hal ini, Dr. Boby mengusulkan agar status perlindungan ikan belida dikurangi dari “penuh” menjadi “terbatas” sehingga masyarakat dapat ikut serta dalam budidaya ikan ini tanpa risiko. “Dengan demikian, hilirisasi dan partisipasi masyarakat dalam budidaya ikan belida bisa terwujud, asalkan tetap ada pengawasan ketat untuk melindungi spesies ini,” ujar Dr. Boby.

Kapan dan Di Mana Program Ini Dilaksanakan?

Program budidaya dan konservasi ikan belida ini telah berjalan sejak 2022 dan dilaksanakan di Cibinong serta kawasan PGRI Sumatera Selatan. Dengan teknologi terbaru yang disesuaikan dengan lahan perkotaan, diharapkan ikan belida dapat dilestarikan di luar habitat aslinya, sambil menunggu kondisi alam membaik untuk mengembalikannya ke habitat asli.

Program konservasi ikan belida ini menjadi langkah konkret dalam menjaga kekayaan biodiversitas Sumatera Selatan, sekaligus menjadi warisan yang dapat dinikmati generasi mendatang.



Leave a Reply