Menteri Kependudukan Kunjungi Sumsel, Tekankan Peran Remaja dan Kolaborasi Generasi (GenRe) dalam Pembangunan Keluarga

Sonora Palembang – Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN RI, Dr. H. Wihaji, S.Ag., M.Pd, melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Sumatera Selatan, Senin (14/4). Salah satu agenda penting dalam kunjungan ini adalah pertemuan dengan para remaja dari komunitas Generasi Berencana (GenRe) yang berlangsung di Kantor BKKBN Provinsi Sumatera Selatan, Palembang.

Dalam sambutannya, Dr. Wihaji menegaskan bahwa pembangunan keluarga menjadi prioritas nasional yang sejalan dengan arahan Presiden RI, Prabowo Subianto. Salah satu fokus utama adalah pembinaan generasi muda usia 14 hingga 24 tahun melalui program GenRe yang digerakkan oleh BKKBN.

“GenRe ini adalah generasi penerus bangsa. Karena itu, mereka harus menjauhi tiga hal utama yang dapat merusak masa depan: pernikahan dini, seks bebas, dan narkoba,” ujar Wihaji.

Ia juga menekankan pentingnya keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak di era digital. Menurutnya, peran keluarga sangat vital untuk mendampingi anak menghadapi tantangan zaman, termasuk penggunaan gawai yang bijak.

“Saya titip pesan kepada para orang tua, mari kita ajak anak ngobrol. Jangan sampai anak kehilangan figur ayah atau ibu karena terlalu sibuk dengan handphone. Saya tidak anti teknologi, tapi kita harus bijak menggunakannya,” tegasnya.

Menteri Wihaji juga menyampaikan lima poin utama program kerja kementeriannya yang akan dijalankan bersama komunitas Genre di Sumsel. Program ini diharapkan memperkuat ketahanan keluarga dan mempersiapkan generasi emas Indonesia.

Sementara itu, Ketua Forum GenRe Sumsel, Ibrahim Khadafi, menambahkan bahwa kolaborasi yang baik antara remaja dan orang dewasa menjadi kunci dalam membangun masyarakat yang harmonis.

“Kita sebagai remaja bisa menjadi contoh dalam menjalin kerja sama yang baik, baik di rumah, sekolah, organisasi, maupun lingkungan kerja. Ini adalah bekal penting untuk kehidupan sosial kita ke depan,” ujar Ibrahim.

Ia juga menekankan pentingnya komunikasi yang sehat dalam keluarga dan bagaimana remaja bisa belajar menjadi orang tua yang baik di masa depan.

“Kita belajar bagaimana nanti menjadi ayah dan ibu yang tetap menjaga kesopanan dan menghargai perbedaan generasi,” tambahnya.

Terkait perkembangan teknologi, Ibrahim melihat peluang dari hadirnya gadget dan media sosial sebagai sarana kampanye dan sosialisasi program GenRe kepada sesama remaja.

“Gadget bukan ancaman, tapi alat yang bisa kita manfaatkan untuk menyebarkan pesan positif. Selain lewat seminar atau pertemuan langsung, kita juga bisa kampanye melalui media sosial,” jelasnya.

Dengan kolaborasi antara pemerintah, komunitas remaja, dan orang tua, pembangunan keluarga yang kuat diharapkan dapat terwujud sebagai fondasi Indonesia Emas 2045.

 

 



Leave a Reply