- January 31, 2024
- Posted by: Bayu Prabowo
- Category: Artikel

Palembang, 29 Januari 2024. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong
pencarian skema baru dalam perluasan akses pembiayaan perkebunan kelapa sawit
rakyat sebagai komoditas strategis dalam mendukung pertumbuhan ekonomi
nasional.
Demikian disampaikan Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar pada acara
diskusi bersama Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, Perbankan, Koperasi, serta
perwakilan dari Gabungan Asosiasi Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) dan
Asosiasi Petani Kepala Sawit Indonesia (APKASINDO) terkait perkembangan
penyaluran kredit program peremajaan kelapa sawit rakyat di Sumatera Selatan yang
diselenggarakan di Palembang, Minggu (28/1).
“Para stakeholder dan petani perlu duduk bersama dalam mengidentifikasi
permasalahan, hambatan, kebutuhan, dan tantangan yang dihadapi para petani
kelapa sawit, sehingga kita dapat menggali potensi skema dukungan kebijakan
pembiayaan yang tepat bagi petani kelapa sawit di Indonesia,” kata Mahendra.
Lebih lanjut Mahendra menjelaskan bahwa kelapa sawit menjadi komoditas strategis
Indonesia, karena Indonesia merupakan negara produsen minyak sawit terbesar di
dunia, bahkan mendominasi kebutuhan minyak nabati global. Oleh karena itu, perlu
didorong peningkatan produktivitas dan perluasan akses pembiayaannya, antara lain
melalui pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) Khusus.
Mahendra menyampaikan optimisme bahwa komoditas kelapa sawit di Sumatera
Selatan akan terus berkembang dan membawa dampak positif bagi perekonomian,
mengingat masih terdapat beberapa alternatif peningkatan produktivitas yang dapat
diupayakan bersama.
“Tidak ada permasalahan yang tidak dapat diselesaikan jika kita duduk bersama
mencari jalan keluarnya. Produktivitas dapat kita tingkatkan dengan berbagai cara,
misalnya intensifikasi lahan, pengembangan pengolahan produk turunan kelapa
sawit, termasuk pendampingan pembiayaan dari lembaga jasa keuangan,” kata
Mahendra.
Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan peningkatan dukungan
pembiayaan Perbankan kepada petani kelapa sawit di Sumatera Selatan yang telah
diselenggarakan di Desa Bumi Harapan Kecamatan Teluk Gelam Kabupaten Ogan
Komering Ilir pada 31 Juli 2023 lalu.
Di Sumatera Selatan, sebagaimana hasil pencacahan lengkap sensus pertanian 2023,
kelapa sawit menduduki peringkat ke-empat sebagai komoditas terbanyak yang
diusahakan oleh Usaha Pertanian Perorangan (UTP), setelah karet, padi, dan kopi.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala OJK Sumatera Selatan dan Bangka Belitung,
Untung Nugroho, menyampaikan perkembangan realisasi pembiayaan penyaluran
2
kredit kepada petani kelapa sawit di Sumatera Selatan yang mencapai Rp7,23 triliun
posisi 31 Desember 2023.
“Perbankan dalam hal ini BPD Sumsel Babel, BRI, BNI, dan Mandiri, telah
menyalurkan pembiayaan sebanyak Rp7,23 triliun kepada 44.704 petani kelapa
sawit di Sumatera Selatan, dari jumlah itu sebesar Rp701,44 miliar merupakan
pembiayaan khusus peremajaan kelapa sawit kepada 8.787 petani,” kata Untung.
Diskusi petani sawit bersama OJK dan stakeholder membicarakan empat pokok
pembahasan dalam peningkatan dukungan akses keuangan terhadap petani kelapa
sawit, di antaranya:
1. Pengembangan produk pembiayaan yang sesuai karakteristik perkebunan sawit;
2. Kontinuitas dan ketepatan penggunaan dana Peremajaan Sawit Rakyat melalui
kerjasama tripartit antara Bank, BPDPKS, dan Koperasi/Gapoktan/Poktan;
3. Pertimbangan peran offtaker sebagai pengganti avalis untuk pembiayaan panen
siklus kedua dan seterusnya; dan
4. Potensi pemberian relaksasi khusus petani sawit atas persyaratan KUR sesuai
Permenko 1/2023 tentang Implementasi KUR.