Rentan Perundungan, Tim PkM UKMC Palembang Berikan Penyuluhan kepada Siswa SMP Kusuma Bangsa

Sonora Palembang – Universitas Katolik Musi Charitas melaksanakan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) kepada 240 siswa SMP Kusuma Bangsa di Jalan Residen H. Abdul Rozak, 8 Ilir, Ilir Timur III, Kota Palembang. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat yang dilakukan dalam bentuk penyuluhan dan permainan pembentukan karakter. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat yang dilakukan bertujuan terhindarnya perundungan antarsiswa.

Tim PkM UKMC yang diketuai oleh Anastasia Sri Sukistini, M.M., bersama anggotanya yakni Tresiana Sari Diah Utami, M.Pd.B. A. Indriasari, M.Pd. Riyanto, M.A. memfokuskan kegiatan dalam bentuk permainan yang mengembangkan kerja sama dan saling menghargai sesama teman. Selain tim PkM yang beranggotakan dosen, tim PkM juga dibantu oleh 6 mahasiswa yang terdiri dari dua orang dari Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan empat orang dari Prodi Psikologi.

Pengembangan karakter terkhusunya untuk siswa kelas VII yang baru memasuki masa perkenalan dengan teman-teman baru sangat rentan dengan perundungan. Perundungan tersebut bisa dilakukan baik sengaja maupun tidak sengaja.

Theresia Ispujiati, S.Si., M. Pd. Kepala SMP Kusuma Bangsa mengatakan bahwa kegiatan ini sangat penting sebagai salah satu cara mengantisipasi banyaknya perundungan yang dapat terjadi di lingkungan SMP Kusuma Bangsa. “Melalui kegiatan ini, diharapkan seluruh siswa SMP Kusuma Bangsa dapat saling mengenal dan mengembangkan karakter positif dalam masing-masing peserta didik kami”, ungkapnya.

Sebelum permainan, seluruh siswa SMP Kusuma Bangsa diberikan penyuluhan mengenai pengembangan karakter peserta didik. Setelah permainan, seluruh siswa diberikan pemantapan karakter melalui refleksi dan evaluasi dari pemgembangan karakter siswa.

Kegiatan dilaksanakan dari pagi hari pukul 07.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB. Kegiatan dibuka oleh Kepala SMP Kusuma Bangsa, dilanjutkan dengan pemberian materi mengenai pengembangan karakter peseta didik oleh Riyanto, S.S., M.A. Kegiatan permainan berupa outbond dimulai pukul 08.30 hingga pukul 12.15 WIB, kegiatan permainan berupa outbond antara lain permainan dinamika kelompok berupa estafet air, taplak air, pipet botol, dan si buta. Ketiga permainan tersebut dilakukan oleh seluruh siswa yang dibagi menjadi 14 kelompok.

Permainan estafet air dilakukan dengan cara memindahkan air dari anggota kelompok satu dan yang lainnya dari atas kepala masing-masing anggota. Permainan ini membutuhkan kerja sama yang kuat.

Permainan taplak air, dilakukan harus dengan kekompakan seluruh anggota kelompok. Seluruh peserta harus menarik taplak dengan kuat hingga taplak bisa menyangga cangkir kertas yang berisi air agar tidak tumpah dan mencapai garis finish.Keseimbangan cangkir plastik harus diperhatikan masing-masing kelompok. Permainan ini melatih kerja sama antar kelompok, melatih kesabaran, dan saling percaya antar teman.

Pipet botol dilakukan dengan cara memindahkan pipet yang diselipkan di sela hidung dan mulut peserta. Masing-masing peserta secara bergiliran memindahkan. Permainan ini melatih kesabaran dan ketelitian setiap peserta.

Permainan si buta menjadi permainan terakhir untuk melatih kerja sama tim. Seluruh peserta saling berpegangan antar pundak teman. Mereka semua menjadi buta atau dalam keadaan mata ditutup, kecuali anggota kelompok di belakang. Teman yang paling depan bertugas mengumpulkan bola dan teman paling belakang memberikan arah.

“Permainannya seru, permainan Taplak Air yang paling susah dilakukan. Kami harus menarik taplak keras-keras, lumayan asyik, lumayan seru. Kiat menyelesaikan, harus bekerja sama dengan tarik keras dan mempertahankan keseimbangan”, ungkap Pram. Pram pun melanjutkan bahwa permainan yang paling sulit adalah memgoper air ke belakang karena piringnya goyang-goyang, teman-temannya cerewet, dan kita harus pelan-pelan memindahkan airnya.

Selain itu, Grace salah satu peserta mengungkapkan juga bahwa permainan yang dilakukan seru, paling menarik adalah si buta karena belum pernah dimainkan sebelumnya. “Permainan si buta benar-benar mengajarkan kami akan kerja sama dan saling percaya antar tim.” ungkapnya.



Leave a Reply