Waspadai 3 Jenis Hoax Ini di Masa Pandemi Covid -19

PALEMBANG SONORA – Pemerintah saat ini sedang melaksanakan, pembelian dan pemesanan vaksin covid-19 dalam rangka pencegahan dan pengendalian pandemi covid -19, namun disisi lain banyak muncul berita berita bohong atau hoax, yang membuat masyarakat tidak mau divaksin dan tidak percaya adanya covid -19.

  1. dr Risma Adlia Syakurah, Mars dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Palembang dalam acara Bincang Dokter ( 11/1/2021) mengatakan bahwa bila masyarakat tidak bisa membedakan sebuah informasi apakah benar atau tidak, maka akan semakin banyak yang tidak percaya dan menolak divaksin, akibatnya masalah covid tidak akan pernah selesai.

“ semakin kita memiliki pengetahuan dasar kesehatan, semakin jarang kena hoax, demikian juga sebaliknya, jika tidak punya basic akan mudah kena hoax karena hoax dikemas dengan kata – kata yang cantik dan membuak kita deg degan,” ujarnya.

Ia menjelaskan masyarakat perlu menyadari bahwa apakah sebuah informasi benar atau tidak dan tidak perlu membagikan semua informasi sebelum tahu kebenarannya.

“ ada beberapa jenis hoax. Yang pertama adalah disinformasi, informasi yang salah dan disebarkan missal Pak Jokowi disuntik bukan dengan vaksin, ini bahaya dan menyesatkan. Kedua misinformasi yaitu informasi yang salah tapi orang tidak tahu, biasanya di grup WA, missal   ada orang yang divaskin lalu lumpuh, padahal tidak benar. Dan ketiga adalah malinformasi, yaitu informasinya benar tapi diberi  bumbu bumbu provokatif, missal ada video yang seorang dokter yang ragu untuk divaksin, sehingga banyak orang yang jadi ragu, padahal pendapat satu orang tidak bisa menggantikan proses uji klinis yang sudah dilakukan dengan melalui banyak tahapan,” imbuhnya.

Ia menambahkan bahwa masyarakat perlu bersuara ketika ada seseorang yang menyebarkan hoax.

“ kebiasaan kita orang timur, merasa tidak enak karena orang yang lebih tua, speak up itu penting dalam menangkal hoax, jangan diam saja. Orang yang tidak tahu akan terus ngeshare dan tidak akan putus putus, bila sudah dikonfirmasi, terima dan delete, sehingga putus rantai penyebaran hoaxnya,” ujarnya.

Ia mengatakan masyarakat perlu meningkatkan bias pribadi sehingga tidak mudah percaya hoax dan menyebarkannya.

“ jangan mudah percaya, meskipun yang menyebarkan orang yang lebih tua, atau senior kita, harus kita cek dan ricek kembali,” pukasnya.

 

Penulis : Jati

Sumber foto : Koleksi Pribadi



Leave a Reply