- February 22, 2024
- Posted by: Jati Sasongko
- Category: Informasi
Palembang Sonora – Bangsa Indonesia baru saja melaksanakan pemilu untuk memilih Presiden dan wakil presiden serta anggota legislatif.
Kita berharap dengan terselenggaranya pemilu akan dapat mensejahterahkan rakyat, tetapi harapan tinggal harapan, setelah pemilu harga kebutuhan pokok makin melambung dan ini sangat menyulitkan ekonomi rakyat, apa penyebabnya?.
Hal ini dibahas dalam talk show di Radio Sonora Palembang dalam program Suara Masyarakat, Rabu (21/02/2024) dengan Tema Harga Bahan Pokok Makin Melambung, Apa Penyebabnya & Bagaimana Solusinya.
Adapun narasumber yang hadir dalam acara tersebut yakni : Dr. Muji Gunarto, MSi – Pengamat Ekonomi dan Dosen Magister Management Universitas Bina Darma Palembang serta Ir. Rahmat Mulia Harahap, MM – Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Sumsel.
Muji Gunarto mengatakan bahwa ada empat factor penyebab melambungnya harga bahan pokok pasca pemilu 2024, yakni : pertama, adanya supply dan demand.
Aktifitas ekonomi, sosial saat kampanye menyebabkan adanya pergerakan sosial ekonomi, berimbas pada meningkatnya permintaan, diimbangi dengan kenaikan harga-harga.
Kedua, pemilu yang sudah selesai menyebabkan ketidakpastian pasar, membuat orang sedikit menimbun.
Ketiga, kebijakan pemerintah yang baru seperti program makan siang gratis membuat orang bertanya-tanya bagaimana distribusi pangannya membuat pasar meresponnya.
Keempat, sentiment pasar bergerak karena pemilu.
“Secara makro komplek permasalahannya, namun setiap perubahan ekonomi ada efeknya,” ujarnya.
Menurut Muji Kondisi ini perlu disikapi berbagai pihak. Pemerintah harus memastikan kecukupan bahan pangan, dan masyarakat perlu membatasi aktifitas ekonomi dan mengelola keuangan dengan baik.
Sememtara itu pemerintah melalui Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Sumsel Rahmat Harahap mengatakan stok beras sumsel dari Januari hingga Februari 2024 cukup aman. Kenaikan harga dipicu oleh beberapa faktor seperti cuaca elnino sehingga massa panen mundur. Tetapi pemerintah mencoba mengatsi dengan operasi pasar murah.
“Kita sudah antisipasi dua hingga tiga kali seminggu menjual beras, cabai, bawang merah, bawang putih di operasi pasar murah. Masyarakat bisa mendapatkan harga beras yang terjangkau,” ujarnya.
Selain itu pihaknya juga melakukan kerjasama antar daerah dan mendorong pelaku usaha untuk bekerjasama dengan pengusaha dari daerah lain.
Rahmat menghimbau kepada masyarakat ayo gencarkan “Gerakan Sumsel Mandiri Pangan” yaitu mengubah mindset dari pembeli menjadi produsen.
Dihubungi terpisah Yenni, salah seorang penjual sate yang juga merasakan kenaikan harga pangan mengatakan seusai pemilu harga beras naik cukup tinggi sampai dua puluh ribu per karung, bahan lain seperti ayam juga mengalami kenaikan.
“Saat ini harga ayam 34 ribu, sebelumnya cuma 30 ribu begitupun cabai juga ikut naik, agar tidak menaikan harga saya mengecilkan ukuran sate dan porsi nasi juga dikurangi,” ujarnya.