Kebangkitan Kopi Sriwijaya: Kick Off Ekspor Kopi Sumatera Selatan

Palembang Sonora – Provinsi Sumatera Selatan memiliki potensi besar dalam sektor kopi, meskipun dalam hampir 10 tahun terakhir belum melakukan kegiatan ekspor kopi. Konsumsi kopi global yang mencapai 166,35 juta Boc (Bag of Coffee) memberikan gambaran bahwa permintaan kopi di dunia sangat tinggi. Di sisi lain, produksi kopi Indonesia pada tahun 2023 mencapai 0,928 kg per kapita per tahun, dengan kenaikan 7,23% dibandingkan tahun sebelumnya.

 

Provinsi Sumatera Selatan, dengan luas lahan mencapai 267,2 ribu hektar (sekitar 21,06% dari total luas lahan kopi nasional), menduduki peringkat pertama di Indonesia untuk produksi kopi. Tahun 2023, produksi kopi dari Sumatera Selatan tercatat mencapai 198 ribu ton, yang dihasilkan dari 657 juta pohon kopi dengan produktivitas 6,8 ton per tahun. Area penghasil kopi di Provinsi Sumatera Selatan meliputi Pagar Alam, Empat Lawang, OKU Selatan, dan Lahat.

 

Hal ini disampaikan Moh.Wahyu Yulianto, S.SI,SST, M.Si Kepala BPS Provinsi Sumatera Selatan di acara konferensi pers “ Ekspor Perdana Kopi Sumatera Selatan Melalui Dukungan Ekosistem Industri Jasa Keuangan di Ballroom Kantor OJK Provinsi Sumatera Selatan , Selasa 14 Januari 2025

 

Pada Minggu, 19 Januari 2025, Sumatera Selatan akan mencatat sejarah baru dengan ekspor perdana kopi dalam bentuk ekosistem langsung, mengirimkan dua kontainer ke Malaysia dan satu kontainer ke Australia. Acara ini akan berlangsung pukul 13.00 WIB di Boom Baru, dengan kehadiran Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, sebagai bentuk dukungan terhadap upaya kebangkitan kopi Sumsel.

 

“ Kita mampu mengembalikan kejayaan kopi Sriwijaya, jelas Arifin.

 

Arifin juga antusias dalam ekspor perdana kopi Sumsel dengan dukungan semua pihak diantaranya akan adanya pendampingan dari Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan Provinsi Sumatera Selatan untuk menghasilkan pengusaha-pengusaha muda di Sumsel dan peran OJK Sumsel untuk memperluas akses keuangan.

 

‘”Tahun 2023 harga kopi Robusta di Sumsel sebesar Rp.30.000 per kg dan pada Tahun 2025 mencapai Rp.67.000- Rp.70.000 per kg, ini luar biasa, ungkap Arifin

 

Kepala Balai Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan Sumatera Selatan Kostan Manalu menjelaskan pada kegiatan konferensi pers , bahwa green bean tujuan Malaysia ini akan dilakukan fumigasi terlebih dahulu sesuai persyaratan Negara tujuan menggunakan Methyl Bromida dengan dosis 48 gr/m3 tujuan dilakukan perlakuan fumigasi agar green bean bebas dari Hama.

 

Hal ini merupakan salah satu dukungan Badan Karantina Indonesia sebagai instrumen negara untuk memberikan kepastian kesehatan terhadap komoditas yang akan keluar dari Indonesia. Setiap negara tujuan ekspor memiliki aturan dan protokolnya masing- masing.

 

Kick Off pengembangan ekonomi dan keuangan daerah melalui ekosistem pembiayaan berkelanjutan dibuka langsung Elen Setiadi selaku Pj Gubernur Sumsel.

 

Elen menyampaikan sustainable menjadi kunci, untuk itu perlu dukungan dari semua agar dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Provinsi Sumsel berkomitmen untuk membangun ekosistem terintegrasi dari hulu ke hilir sampai dengan ekspor.

 

“ Kita membutuhkan dukungan mulai dari tingkat produksi hingga pembiayaan sebagai bagian kolaborasi secara kontinuitas, kata Elen.

 

Elen Setiadi berharap dengan diekspornya kopi Sumsel kedepan, akan berdampak pada meningkatnya produksi kopi oleh petani lokal Sumsel .

 

Sementara Chief Executive Officer dari PT.Agri Ekspor Indonesia Novia Anggita mengatakan pada saat ekspor perdana nanti, 2 kontainer kopi robusta dimana satu kontainer berisi 19.88 ton akan dikirim ke Malaysia dan 1 kontainer Mix, yang terdiri 8,64 Ton jenis Arabika dan 11,16 ton jenis Robusta yang akan dikirim ke Australia.

Novia juga berterima kasih atas dukungan segala pihak atas upaya eksportir lokal “ Asli Wong Kito yang mengangkat kopi Sumsel ke skala ekspor.

 

Penulis : Dina Apriana

Foto : Koleksi Pribadi



Leave a Reply