- January 8, 2019
- Posted by: Bovend Saor Sitinjak
- Category: Agenda, Berita Lokal, cuaca & peristiwa, Informasi, Jasa & Pelayanan, Katolik, Politik, Sosial, Sosial dan Budaya, tokoh & peristiwa
Sejak Senin (7/1) sore sampai Jumat (11/1) siang, para pimpinan umat Katolik, atau yang biasa disebut Imam, di Keuskupan Agung Palembang mengikuti kegiatan Studi Imam, di Rumah Retret Giri Nugraha Palembang. Kegiatan ini rutin digelar setiap tahun sekali.
Menurut Sekretaris Keuskupan Agung Palembang RD Guido Suprapto, pada kegiatan Studi Imam, para Imam di Keuskupan Agung Palembang bersama-sama untuk belajar tentang suatu fokus yang ditekankan.
Hal ini disampaikan RD Guido Suprapto, atau yang akrab disapa Romo Prapto, Selasa (8/1) siang, usai menjadi moderator untuk materi yang dibawakan oleh Nico Harjanto, yang mempunyai latar belakang akademis bidang sosial politik, serta pernah menjabat sebagai Direktur Eksekutif Populi Centre. Turut hadir pada kegiatan ini Uskup Keuskupan Agung Palembang Mgr. Aloysius Sudarso, SCJ.
“Kali ini para Imam, salah satunya, ingin belajar tentang situasi dan kondisi sosial politik terkini menghadapi pemilu 2019. Mengapa itu perlu? Karena sebagai seorang pimpinan umat, para Imam juga harus ngerti situasi sosial politik, sebagai bahan dasar untuk juga memberikan informasi yang baik dan benar tentang situasi sosial politik yang berkembang untuk umatnya. Supaya umat mendapatkan informasi yang memadai, kredibel, dan komprehensif. Tidak sebaliknya, mendapatkan informasi yang salah atau keliru. Itulah mengapa para Imam perlu mendapatkan informasi itu,” jelas Imam yang pernah menjabat Sekretaris Eksekutif Konferensi Waligereja Indonesia (KWI).
Dari apa yang disampaikan, lanjut dia, memang sesuai dengan harapan panitia. Beliau menyampaikan dengan baik situasi politik yang berkembang, mengajak para Imam untuk memilah dan memilih mana informasi yang sebenarnya baik dan benar.
“Karena tidak semua opini dan persepsi yang dilemparkan ke publik itu benar dan baik. Banyak yang hoaks. Banyak yang bohong,” jelasnya.
Oleh karena itu, sebagai seorang pimpinan gereja, Imam harus memastikan bahwa informasi itu adalah informasi yang baik dan benar.
Berhadapan dengan kontestasi politik di tahun 2019, para Imam diharapkan, dengan bijaksana, memberikan informasi dan pendidikan kepada umat Katolik agar mereka menjadi pemilih yang cerdas dan bertanggungjawab.
“Mengapa? Karena, pilihan itu akan menentukan pemimpin bangsa ini ke depan. Jadi, bukan hanya sekedar siapa yang menang dalam pemilu yang akan datang. Tapi, lebih dari itu adalah jaminan soal eksistensi bangsa ini ke depan. Untuk itulah, maka, umat Katolik harus memilih pemimpin yang tepat,” ujarnya.
Kegiatan Studi Imam Keuskupan Agung Palembang diikuti oleh seluruh Imam yang berkarya di Keuskupan Agung Palembang, yang mencakup 3 Provinsi di wilayah Sumatera Bagian Selatan, yaitu Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Jambi, dan Provinsi Bengkulu.