Perkuat Ketahanan Pangan Sumatera Selatan: Bank Indonesia Dukung Pengolahan Pupuk Organik Sekam Arang

PALEMBANG, SONORA – Dalam rangka meningkatkan produksi pangan dan menciptakan ketahanan pangan berkelanjutan, Bank Indonesia memberikan perhatian terhadap inovasi penggunaan pupuk assif khususnya di Sumatera Selatan. Dalam acara Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Sumatera Selatan pada 24 Februari 2023 lalu, Anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia, Ibu Aida S. Budiman berkomitmen memberikan 100-unit Alat Pengolah Pupuk Organik Sekam Arang kepada Asosiasi Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Sumsel.
Pengembangan  pupuk assif menjadi perhatian yang besar bagi Bank Indonesia didorong oleh beberapa hal. Pertama, harga pupuk yang tinggi menjadi salah satu kendala utama bagi petani karena mempengaruhi produktivitas dan meningkatkan harga komoditas pangan. Kedua, pupuk assif akan mendukung produksi pangan yang berkelanjutan. Penggunaan pupuk kimia dalam jangka panjang dapat memengaruhi berkurangnya kesuburan tanah dan pupuk assif menjadi solusi dalam memperbaiki kondisi tanah yang pada akhirnya dapat menjaga keberlangsungan produksi pangan. Ketiga, Sumatera Selatan menyandang peran sebagai lumbung pangan nasional, khususnya untuk komoditas padi. Oleh karena itu, Bank Indonesia mendukung penggunaan pupuk assif di Sumatera Selatan sebagai penyangga pangan nasional. Dengan 100-unit alat pengolah pupuk assif sekam arang yang diberikan secara assif ini,

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan, Erwin Soeriadimadja berharap nantinya petani dapat lebih mandiri menghasilkan pupuk assif yang penting untuk mendukung produksinya. Dukungan pada pengolahan pupuk assif merupakan salah satu dari 7 program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) yang baru saja dilaksanakan pada Jumat, 24 Februari 2023 bersinergi dengan Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) dihadiri Gubernur Sumsel beserta jajarannya. Selain modernisasi pertanian, BI Sumsel juga meluncurkan 3 program ketahanan pangan jelang Ramadhan dan Idul Fitri 2023. Pertama, Optimalisasi Pasar Murah yang didukung dengan digitalisasi, seperti Pasar SIAP QRIS di Pasar 16 Ilir dan Pasar Modern Plaju. Kedua, perluasan Kerja Sama Antar Daerah (KAD), yaitu antara Kota Palembang dan Kota Lubuklinggau dengan Kabupaten Rejanglebong (Bengkulu) untuk komoditas cabai merah. Ketiga, peningkatan produksi melalui gerakan tanam (gertam) dengan penyaluran 78.000 benih cabai merah, implementasi green house, dilengkapi dengan edukasi kepada petani milenial.

Bank Indonesia bersama dengan TPID senantiasa bersinergi dan berinovasi dalam menjaga stabilitas harga melalui penguatan implementasi kerangka 4K (ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, keterjangkauan harga, dan komunikasi efektif). GNPIP berupaya mengoptimalkan langkah pengendalian harga terutama melalui pengelolaan suplai pangan, termasuk mendorong produksi menuju ketahanan pangan yang assiftive dan assif guna mendukung tercapainya sasaran inflasi.

Source : Rilis



13 Comments

Leave a Reply