Yayasan Belantara Gelar FGD Strategi Komunikasi Yayasan Belantara.

Bertempat di Harper Hotel Palembang JL.R.Sukamto, Yayasan Belantara, Selasa (5/3) mengadakan FGD Strategi Komunikasi Yayasan Belantara.Hadir dalam kesempatan tersebut Wira Aryardana selaku Koordinator Konservasi Yayasan Belantara Sumsel, Dr.Prima Mulyasari A., S.Sos, M.Si selaku Consultan Communication, Perwakilan Dinas Kehutanan Provinsi Sumsel, Forum DAS Musi Provinsi Sumsel, BAPPEDA dan LITBANG Kab.Banyuasin, Kepala Deza Sungsang IV, Yayasan Konservasi Hutan Bakau Indonesia Sumatera Selatan, dan  Akademisi.
 
Seperti kita ketahui Yayasan Belantara adalah lembaga granty yaitu penyalur dana hibah dimana sumber dananya dari beberapa perusahaan dan funding salah satunya filantrofi. Yayasan Belantara juga melakukan kerjasama dengan mitra lain seperti IDH ( Inisiatif Dagang Hijau) dalam bentuk joint program dan joint funding.Yayasan Belantara mendukung pengembangan konservasi ekosistem skala besar di Sumatera dan Kalimantan, dengan fokus utama mengalokasikan dana hibah pada isu  lingkungan seperti seperti program konservasi, proteksi, restorasi dan community development di tiga wilayah landscape di Sumatera Selatan yaitu Padang Sugihan, Dangku Meranti dan Berbak Sembilang.
 
Satu tahun Yayasan Belantara di Sumsel sudah melakukan beberapa program diantaranya pemberdayaan yang dilakukan oleh Yayasan Simpul dan Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti. Yayasan Simpul saat ini sudah membuat program di Desa Sembilang di area cagar biosfer contohnya membuat 100 unit bioseptic tank, dua unit water treatment, pengelolaan sampah kerjasama dengan Kelola Sendang ZSL, pembinaan masyarakat di Desa Sungsang IV berupa pelatihan produk perikanan dan laut yang menghasilkan seperti kerupuk dan terasi.Dalam pelatihan ini ada pendampingan dari Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti mulai dari pengolahan, mutu, kebersihan sampai pada proses packaging
 
Di Ogan Komering Ilir (OKI), Yayasan Belantara juga sudah bekerjasama dengan Yayasan Bakau Indonesia seperti penanaman dan budi daya ikan. Sejauh ini tantangan yang dihadapi dari tiga landscape adalah komunikasi dengan mitra yang harus lebih intensif. “Tetapi selama ini kami tetap konsisten membantu di sekitar border- border dari Suaka Margasatwa dan tingkat tapak dengan melakukan pemberdayaan. Sejauh ini Pemerintah Provinsi Sumsel dan Pemerintah Kabupaten cukup mendukung kegiatan yang dilakukan Yayasan Belantara” ujar Wira selaku Koordinator Konservasi Yayasan Belantara Sumsel.
 
Dalam kegiatan FGD ini Wira berharap mitra di Sumatera Selatan khususnya bisa memahami kondisi Yayasan Belantara, kedepan kerjasama ini dapat terjalin harmonisasi program baik di level pemerintah, NGO, lembaga lokal dan mitra donor lain, terutama Yayasan Belantara masih punya konsistensi mendukung NGO lokal lebih berdaya dan bersinergi
 
Sementara itu, Dr. Prima Mulyasari A., S.Sos, M.Si selaku Consultan Communication mengharapkan program FGD ini bisa menggali peluang dan tantangan.  “FGD ini semoga dapat lebih menggali situasi dan kondisi mengenai peluang dan tantangan seperti apa ketika Belantara Foundation ingin memperbaiki eksistensinya di masyarakat, pemberi manfaat, partner- partner.” ujar Prima. 
 
Kehadiran Belantara di Sumsel terutama di Palembang diharapkan memberikan kebaikan bagi semua. Sebagai  
consultan Prima juga berharap bisa membantu supaya proses ini smooth dan membawa manfaat bagi semua sehingga memudahkan membuat strategi komunikasi yang pas maka diperlukan masukan dari para pihak dan stakeholder dari Belantara.
 
Terakhir, Prima menyampaikan bahwa dari hasil diskusi ini secara internal perlu ada perbaikan bagi Belantara sehingga kebijakan-kebijakan yang keluar suaranya sama, konsisten dan akan menjadi acuan rekan-rekan di daerah  dalam melakukan program- program terkait program Konservasi, restorasi dan pemberdayaan masyarakat.
“Saya melihat kondisi masyarakat di sini sangat kondusif karena  ada keinginan berubah ke arah yang lebih baik tapi tantangannya mereka masih bingung positioning Belantara mau kemana dengan kondisi ini perlu koordinasi internal supaya calon penerima hibah mempersiapkan diri misal dari legalitas,kelembagaan, sumber daya”  tambah Prima.
“Yang paling baik menerima hibah adalah masyarakat yang ada di wilayah itu sendiri karena mereka yang paling tahu program apa yang paling cocok paling tepat supaya membawa kebaikan untuk  bersama, ” pungkas Prima.


Leave a Reply